Oleh : Bahar Sungkowo S.Pd M.Pd
Survey badan
dunia UNESCO terhadap minat baca menjadi keprihatinan warga negara Indonesia.
Betapa tidak angka yang ditampilkan mengejutkan siapa saja yang membacanya.
Menurut UNESCO bahwa minat baca masyarakat, khususnya peserta didik di
Indonesia adalah pada angka 0.001 persen. Data ini menerangkan bahwa dalam 1000
orang Indonesia yang memiliki minat baca hanyalah 1 orang saja.(dikutip dari http://gobekasi.pojoksatu.id.
17 Agustus 2017).
Membaca
kutipan diatas seakan memberikan tamparan keras kepada bangsa Indonesia, akan
rendahnya semangat membaca dikalangan masyarakat. Angka statistiknya sangat
memprihatinkan. Betapa tidak, dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang mau
atau tertarik dengan membaca. Pemerintah Indonesia juga prihatin dengan
kenyataan ini. Gerakan Literasi Nasional yang dimotori oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, secara resmi mencanangkan Gerakan Membaca Buku 10
menit oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan , Anis Baswedan pada tanggal 20
Mei 2015. Gerakan ini wajib dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan memberikan
kesempatan selama 10 menit bagi siswa membaca buku. Hingga saat ini, sekolah
diseluruh Indonesia tetap melaksanakan gerakan membaca selama 10 menit, bahkan
lebih dari 10 menit sebelum belajar atau pulang sekolah.
Tahun
2017 ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mencanangkan gerakan guru
menulis sebagai bentuk mensukseskan gerakan literasi. Dengan semboyan SAGUSABU
(Satu Guru Satu Buku), Kemendikbud mengadakan workshop Literasi bagi guru-guru
di seluruh Indonesia.
Namun
tetap kita sadari, bahwa kesuksesan gerakan literasi Nasional dengan gerakan
minat baca tidak akan berhasil, jika belum menyentuh pagadigma ataupun mindset
dikalangan siswa. Pertanyaannya bagaimana membangun keterampilan membaca cepat
dan memudahkan pemahaman apa yang dibaca sehingga siswa dapat mengambil AMBAK
(Apa Manfaat Bagiku) bacaan yang aku baca. Siswa dapat memiliki keterampilan :
Baca cepat, salin inti materi bacaan, simpulkan dengan benar, terangkan dan
berlatih memahamkan bacaan untuk menguatkan pemahaman dari bacaan tersebut.
Dengan demikian, AMBAK membaca sangat dirasakan siswa dan membantu menguasai
bahan (materi) bacaannya.
Penulis
sebagai seorang guru pendidikan dasar menemukan sebuah teknik dalam
meningkatkan minat baca dengan teknik Simpul Tali. Simpul tali adalah akronim
dari Sim (salin inti materi) pul (simpulkan) Ta (terangkan) li (latihkan).
Simpul tali merupakan sebuah kegiatan atau Drill (pengulangan) agar siswa mampu
mengambil manfaat dari membaca, sehingga meningkatkan minat membaca. Simpul tali yang dirancang oleh penulis,
dipraktekkan penggunaanya pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pangkalan di
Desa Babakan Jaya Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi. Sebanyak 30
Siswa-siswi menerapkan teknik Simpul tali ini. Penulis menjelaskannya sebagai
berikut :
- Siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok yang kelompoknya beranggotakan 5 orang. Setiap kelompok diberikan 5 naskah cerita pendek tentang cerita rakyat Kalimantan yakni Batu menangis. Setiap siswa diinstruksikan memegang naskah cerita, lalu dipersilahkan membaca dengan waktu baca 5 menit. Bagi yang membaca kurang dari 5 menit mendapat kategori baik, tepat 5 menit kategori cukup dan diatas 5 menit kategori kurang.
- Setelah membaca siswa diberikan kartu kosong sebanyak 5 kartu, lalu secara kelompok mereka diberikan kesempatan berdiskusi untuk menyalin inti cerita sesuai dengan paradigma pemahamannya masing-masing. Hasil diskusi menuliskan 5 kesimpulan inti cerita yang dibacakan secara sendiri-sendiri, sehingga setiap individu kelompok memberikan inti ceritanya masing-masing. Waktu mengerjakan ditetapkan 7 menit.
- Setelah menghasilkan 5 inti materi cerita rakyat, lalu kelompok-kelompok siswa diberikan 3 kartu kembali yang harus dituliskan dengan 3 kesimpulan cerita rakyat Batu menangis. Kemudian mereka diberi waktu 5 menit untuk menentukan kesimpulan cerita. Laku siswa diminta untuk menentukan dua pendongeng yang akan berkeliling ke kelompok lainnya untuk mendongengkan kesimpulan cerita rakyat batu menangis, sementara yang tiga orang lagi sebagai mencacat dongeng. Setelah semuanya kelompok siap dengan kesimpulan, siap dengan 2 orang pendongeng dan 3 orang mendengar dongeng, misi menerangkan dimulai.
- Dengan teknik berkeliling kelompok, maka secara melingkar para pendongeng menjelaskan inti materi sesuai sudut pandang nya masing-masing. Karena estafet dan berkeliling sehingga masing-masing pendongeng kembali ke kelompoknya , maka pendengar dimasing-masing kelompok dapat mencatat versi 12 kesimpulan cerita. Kedua belas kesimpulan ini memperkaya pemahaman siswa dalam memahami cerita rakyat batu menangis dan menguatkan minat baca siswa.
- Tahap terakhir adalah latihkan. Latihkan ini dilakukan dengan bermain Kwartet cerita rakyat Indoensia atau Kwartet Ceria. Masing-masing kelompok diberikan kwartet untuk dimainkan dikelompok berkaitan dengan seputar cerita rakyat Indoensia, khususnya batu menangis. Nah dengan bermain kwartet akan memberikan kesenangan dan minat baca siswa. Seluruh rangkaian teknik simpul tali dilakukan selama 3 kali pertemuan, dengan respon yang menarik, mudah dan menyenangkan.
Teknik
simpul tali yang ditemukan penulis dalam mengupayakan peningkatan minat baca
dengan tolok ukur mamahami bacaan perlu pembuktian kongkrit ketercapaian
prosesnya. Bertolak dari seberapa besar pemahaman siswa sebagai tolok ukur
minat membaca siswa maka perlu dicantumkan hasil pretes pemahaman baca sebelum
menggunakan simpul tali dengan setelah menggunakan simpul tali. Berikut hasil
penghitungan nilai pemahamanan membaca sebelum menggunakan simpul tali dengan
menggunakan simpul tali sebagai berikut :
- Hasil awal (pretes) didapatkan dari 30 siswa SD kelas IV dengan mengerjakan soal sebanyak 10 soal didapatkan nilai sebagai berikut : Siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 adalah 10 siswa atau sekitar 33.3 % , siswa yang mendapatkan nilai sama dengan 60 adalah sebanyak 5 siswa atau sekitar 16.7 % . dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60 sebanyak 15 siswa atau sebesar 50 %. Adapun nilai tertinggi sebesar 80 dan nilai terendah adalah 30 dengan jumlah total 1730 dan rata-rata sebesar 57.7. .
- Hasil midtes (pertengahan) didapatkan dari 30 siswa SD kelas IV dengan mengerjakan soal sebanyak 10 soal didapatkan nilai sebagai berikut : Siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 adalah 15 siswa atau sekitar 50 % , siswa yang mendapatkan nilai sama dengan 60 adalah sebanyak 8 siswa atau sekitar 26.6 % . dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60 sebanyak 7 siswa atau sebesar 23.4 %. Adapun nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah adalah 50 dengan jumlah total 2045 dan rata-rata sebesar 67.1
- Hasil post tes (tes akhir) didapatkan dari 30 siswa SD kelas IV dengan mengerjakan soal sebanyak 10 soal didapatkan nilai sebagai berikut : Siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 adalah 22 siswa atau sekitar 73.3 % , siswa yang mendapatkan nilai sama dengan 60 adalah sebanyak 4 siswa atau sekitar 13.3 % . dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60 sebanyak 4 siswa atau sebesar 13.4 %. Adapun nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah adalah 50 dengan jumlah total 2320 dan rata-rata sebesar 77.3
Dari data pengambilan kemampuan memahami teks bacaan
cerita rakyat , maka dapat disimpulkan bahwa , siswa kelas IV SD Negeri
Pangkalan desa Babakan Jaya Kecamatan Parungkuda dalam menumbuhkan minat baca
menggunakan teknik simpul tali dapat dikatakan meningkat dengan cukup baik. Hal
ini dibuktikan dengan peningkatan nilai dari pretes, midtes dan post tes. Peningkatanrata-rata
sebesar 9.4 dari pretes ke post tes dan peningkatan sebesar 10.2 dari midtes ke
pos tes. Kedua peningkatan ini menandakan teknik Simpul tali dapat digunakan
untuk meningkatkan minat baca siswa sekolah dasar.
Teknik simpul tali ini masih perlu dikembangkan untuk
menghasilkan teknik yang baik dan sempurna. Untuk itu penelitian – penelitian
selanjutnya akan diupayakan sehingga hasil-hasil peningkatan yang terjadi
sebagai hasil dari perlakuan penelitian semakin valid dan reliabel.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, penulis memohon
saran dan masukan pembaca demi kebermanfaatan teknik simpul tali dalam
menumbuhkan minat baca dikalangan siswa sekolah dasar. Salam, guru Mulia Karena
Karya.
Penulis adalah guru IPS SMP Internat Al-Kausar Kabupaten Sukabumi
Jawa-Barat
Email : bsungkowo290304@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar