Oleh : Nina Krisna Ramdhani
Guru SD Negeri Cikereteg 03 Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor
Jawa Barat
PENDAHULUAN
Tulisan ini akan diawali
dengan latar belakang mengapa penulis memilih judul “Meningkatkan
Keterampilan Literasi Peserta Didik Melalui Variasi Teknik Pembelajaran: Mind
Mapping, Fish Bone Diagram Ishikawa, Y-chart, Paragraph AIH dan Infografis
Manual”.
Seperti kita ketahui bahwa
keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita, karena pengetahuan
diperoleh melalui membaca. Ada pepatah mengatakan “Rajinlah membaca buku,
karena buku jendela ilmu”. Begitu pentingnya peran membaca, maka keterampilan
membaca harus dikuasai peserta didik sedini mungkin.
Budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara
di kawasan Asia Timur (OECD-Organization for Economic Cooperation and Development). Indonesia
pada tahun 2012 berada di posisi ke-64 dari 65 negara peserta
PISA. Dan
pada tahun 2016 berada di posisi ke-60 dari 61 negara, satu tingkat di
atas Botswana.
Rendahnya budaya baca tersebut menyebar secara merata di semua segmen
masyarakat:
- Ahmad Baedowi meneliti para wisudawan, terungkap bahwa para mahasiswa
pada saat menjalani pendidikan di perguruan tinggi rata-rata hanya mampu
menamatkan buku satu sampai dua judul saja (Republika, 7 April
2014)
- Abdul Mu’ti, mengakui sikap malas membaca buku bukan hanya di tingkat kalangan
mahasiswa tingkat sarjana (S1), tapi juga pada kelompok mahasiswa pascasarjana
(S2). (Media Indonesia, 15 Januari 2011).
- Ayip Rosidi, 2006:
Anak-anak Indonesia membaca 27 halaman buku per
tahun atau 1 halaman 15 hari.
- Taufik Ismail, 2006: Sejak Indonesia merdeka tidak ada 1 pun buku sastra yang wajib dibaca di
sekolah. Telah terjadi Tragedi Nol Buku di Indonesia.
Dalam konteks
internasional, pemahaman membaca tingkat sekolah dasar (kelas IV) diuji oleh
Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan (IEA-The
International Association for the Evaluation of Educational Achievement)
dalam Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS)
yang dilakukan setiap lima tahun (sejak tahun 2011. Pada tingkat sekolah
menengah (usia 15 tahun) pemahaman membaca peserta didik (selain matematika dan
sains) diuji oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD-Organization
for Economic Cooperation and Development) dalam Programme for
International Student Assessment (PISA).
Uji literasi
membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca
dalam bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011 International Results in Reading,
Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta degan skor 428 dan
skor rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu uji literasi membaca dalam
PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57
dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). Sebanyak 65 negara
berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam
keterampilan memahami bacaan, menunjukka bahwa kompetensi peserta didik
Indonesia tergolong rendah.
Rendahnya
keterampilan literasi tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum
mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik
pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa
sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajar yang menjadikan semua
warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, penulis mencoba mengidentifikasi beberapa masalah
penyebab rendahnya keterampilan literasi peserta didik, diantaranya : (1)
Peserta didik tidak mempunyai figur teladan dalam aktivitas literasi; (2)
Peserta didik merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran yang monoton
(duduk-diam-dengar); (3) Tidak adanya minat atau motivasi pada diri peserta
didik dalam kegiatan literasi; (4) Guru tidak menggunakan metode, model dan
teknik pembelajaran yang menarik dan variatif; (5) Tidak adanya ekosistem yang
literat di sekolah.
Adapun maksud dan
tujuan Penulisan ini yaitu untuk sharing knowledge berbagi
pengalaman mengajar dengan berbagai teknik pembelajaran yang menarik seperti
mind mapping, Fishbond diagram Ishikawa, Y-Chart, Paragraf AIH dan Infografis
Manual yang dapat meningkatkan kemampuan literasi peserta didik pada beberapa
mata pelajaran.
Tulisan ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru yang sedang berusaha memperbaiki
teknik mengajar dalam proses pembelajaran dan juga memberikan suasana baru
yang lebih dinamis
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu, pengalaman mengajar yang penulis tulis ini juga dapat dijadikan
sebagai referensi bagi guru dan dapat diaplikasikan oleh guru dalam
mengembangkan profesionalisme mengajarnya.
Jika pengalaman
penulis ini diduplikasi dan diimplementasi oleh guru di kelasnya masing-masing,
manfaat yang akan dirasakan oleh peserta didik diantaranya dapat
meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran, dapat
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik, dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan dapat meningkatkan
kualitas proses dan hasil keterampilan literasi peserta didik.
Bagi sekolah, tentu
saja manfaat yang dirasakan dapat berupa terjadinya peningkatan mutu
pembelajaran di sekolah, mengembangkan ekosistem sekolah yang literat, dan
dapat dijadikan sebagai referensi pengembangan dalam meningkatkan kemampuan
literasi dan ekosistem literat di sekolah.
PROSES DAN HASIL
KARYA KETERAMPILAN LITERASI
Beberapa proses
kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan di kelas dan berhasil
meningkatkan keterampilan literasi peserta didik diantaranya yaitu:
Menulis Laporan Hasil Kunjungan Menggunakan Teknik
Mind Mapping.
Mind Mapping adalah
proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan
tertentu sehingga membentuk korelasi dan pemahaman yang dituangkan langsung di
atas kertas dengan gambar animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya.
Metode ini dipopulerkan oleh Tony Buzan, seorang psikolog dari Inggris. Beliau
adalah penemu mind map (peta pikiran).
Langkah-langkah
pembelajaran:
- Guru menjelaskan
materi tentang Laporan hasil pengamatan/kunjungan.
- Guru menjelaskan
bagaimana cara Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian suatu laporan
hasil pengamatan/ kunjungan dengan teknik Mind Mapping.
- Guru membagi
peserta didik dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
mendiskusikan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa (5W+1H) obyek yang akan
dikunjungi.
- peserta didik
diminta membuat laporan hasil kunjungannya secara kelompok ke obyek kunjungan
tertentu yang sudah dilakukan sehari sebelumnya.
- Peserta didik
mempresentasikan laporan hasil kunjungan dengan bahasa lisan di depan kelas
secara berkelompok.
Diskusi dan Presentasi Dampak Globalisasi Menggunakan Teknik Fish
Bone Diagram/ Diagram Ishikawa
Dikatakan Diagram
Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang
moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah
dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek
atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh
sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya.
Langkah-Langkah
Pembelajaran:
- Guru menjelaskan
materi tentang peranan Indonesia pada era global dan dampak positif
serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia.
- Guru menjelaskan
bagaimana menuliskan hasil diskusi tentang dampak globalisasi menggunakan
teknik fishbone diagram.
- Guru membagi
peserta didik dalam beberapa kelompok
- Setiap kelompok
mendiskusikan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa (5W+1H) dampak positif dan
negatif globalisasi di Indonesia.
- peserta didik
membuat laporan hasil diskusi secara kelompok tentang dampak positif dan
negative globalisasi di beberapa sector/bidang di Indonesia.
- Peserta didik
mempresentasikan laporan hasil diskusi dengan bahasa lisan di depan kelas
secara berkelompok.
Menanggapi Informasi dari Kolom/Rubrik Koran Menggunakan Teknik
Y-Chart
Teknik Y-Chart
adalah teknik revieu dengan melaporkan hal yang telah diindra (dilihat,
didengar dan dirasa) dari suatu kolom/rubrik di Koran yang telah dibaca.
Laporan yang telah
disusunn tersebut dibagi batas garis huruf Y atau dibagi dalam tiga hal yang
telah diindra, meliputi:
Insight yaitu hal
berkesan “terlihat” dalam bacaan
Ideas yaitu hal
berkesan”terdengar” dari bacaan
Learning yaitu
hikmah yang terasa dalam bacaan.
Langkah-Langkah
Pembelajaran:
- Guru menjelaskan
materi tentang Teks dari salah satu kolom khusus pada majalah anak.
- Guru menjelaskan
bagaimana teknik menuliskan hasil riveuw teks bacaan kolom/rubrik Koran
menggunakan teknik Y_Chart.
- Peserta didik
membaca teks kolom/rubrik yang ada di Koran dan mulai mencari dan mencatat tiga
hal penting yang diindra dalam bacaan, yaitu: Insight, Ideas, dan Learning.
- Peserta didik
mempresentasikan laporan hasil revieu rubric Koran menggunakan Y-Chart dengan
bahasa lisan di depan kelas secara individu.
Penggunaan Teknik
Menulis Paragraf AIH dalam Memahami Wacana Lisan Hasil
Wawancara
Teknik menulis
paragraf AIH adalah teknik menulis reviu yang penyusunannya berentuk paragraph
dengan struktur paragraph sebagai berikut:
Alasan, yaitu
paragraf alasan memilih tema wawancara
Isi, yaitu
paragraph dengan gagasan tentang isi wawancara yang menarik
Hikmah, yaitu
paragraph yang mengungkapkan pesan moril dari wawancara yang dilakukan.
Langkah-Langkah
Pembelajaran :
- Guru menjelaskan
materi tentang mencatat pokok-pokok isi berita televisi atau radio
- Guru menjelaskan
bagaimana cara menyampaikan kepada teman isi berita televisi atau radio
- Guru menjelaskan
bagaimana teknik menulis ringkasan hasil riveu wawancara dalam bentuk paragraf
AIH
- Peserta didik
mempresentasikan laporan hasil wawancara dengan bahasa lisan di depan kelas
secara individu.
Memvisualisasikan
Nilai-Nilai Kebersamaan dalam Kegiatan Sehari-Hari dalam Bentuk Gambar
Melalui Teknik Infografis Manual.
Infografis secara
sederhana dapat diartikan sebagai visualisasi dari suatu data atau informasi.
Visualisasi yang digunakan dalam infografis sangat beragam, misalnya foto,
gambar, garis, warna dan sebagainya. Infografis biasanya digunakan sebagai alat
penyampaian suatu informasi yang sudah divisualisasikan sehingga dapat lebih
mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca.
Langkah-Langkah
Pembelajaran:
- Guru menjelaskan
materi tentang nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara.
- Guru menjelaskan
bagaimana cara teknik memvisualisasikan nilai-nilai kebersamaan
dalam
kehidupan sehari-hari melalui teknik gambar infografis.
- Peserta didik
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti kertas gambar, cat
air/krayon/pinsil warna.
- Peserta didik
diberi kebebasan berpendapat bagaimana cara mengungkapkan pemahaman nilai-nilai
kebersamaan dalam bentuk visualisasi gambar infografis manual.
- Peserta didik
mempresentasikan laporan hasil visualisasi gambar infografis dengan bahasa
lisan di depan kelas secara individu.
Demikianlah
pengalaman mengajar yang ingin penulis bagikan. Satu hal yang perlu diingat,
selain dapat meningkatkan keterampilan literasi, pada variasi teknik
pembelajaran yang penulis terapkan di kelas ini peserta didik bisa merasakan
kebanggaan, kepuasaan dan penghargaan tersendiri melihat hasil-hasil produk
literasi yang mereka buat. Dengan mempresentasikan hasil produk dan memajang
hasil produk di kelas, tumbuh motivasi dan keinginan dalam diri peserta didik
untuk membuat hasil karya-hasil karya yang lain pada materi pelajaran yang
berbeda. Dengan mempresentasikan produk literasi di depan kelaspun keterampilan
berkomunikasi secara verbal/lisan peserta didik semakin baik. Tumbuh keberanian
dan kepercayaan diri peserta didik ketika mereka menjelaskan materi pelajaran
melalui produk yang dihasilkan. Sehingga keterampilan literasi lisan dan
tulisan secara tidak langsung dapat meningkat beriringan.
Semoga
bermanfaat.
RIWAYAT PENULIS
Nina Krisna
Ramdhani. Perempuan kelahiran Bogor, pada tanggal 20 Oktober 1971 ini adalah
putri bungsu dari enam bersaudara pasangan Bapak H. Mardjuki dengan Ibu Hj.
Sukanti. Menamatkan Pendidikan SD dan SMP di Leuwiliang, kemudian Sekolah
Pendidikan Guru (SPG) Negeri di Kodya Bogor. Pendidikan S1 diselesaikan di IKIP
Negeri Jakarta, dan melanjutkan kuliah S2 jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia
di STIE IPWI Jakarta. Praktisi pendidikan ini mempunyai pengalaman mengajar
mulai jenjang TK hingga Perguruan Tinggi. Tugas pokok dan fungsinya setelah
diangkat menjadi guru PNS pada tahun 2006 yaitu di SD Negeri Cikereteg 03
Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Guru SD yang sangat mencintai dunia
pendidikan ini saat sekarang sedang menyelesaikan Disertasi S3 Program Doktor
jurusan Manajemen Pendidikan di Universitas Pakuan Bogor.
Selain mengajar,
kecintaannya pada dunia pendidikan dibuktikan dengan banyaknya aktivitas yang
mendukung profesi. Melalui wadah komunitas “Change Educator Organizer”
yang berubah nama menjadi “Pendidik Indonesia Pelopor Perubahan” yang digagas
dan dimotorinya langsung, telah banyak guru-guru di wilayah kabupaten Bogor dan
sekitarnya memperoleh pelatihan, peningkatan kompetensi guru, dan menghasilkan
banyak produk ilmiah sesuai harapan pemerintah melalui program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Tugas terbaru yang diembannya saat ini
(dilantik tanggal 23 Mei 2017) adalah sebagai Wakil Ketua Asosiasi Guru Penulis
PGRI Kabupaten Bogor hingga masa bakti 2020 nanti.
Semua tugas dan
aktivitas dilakukan dengan penuh rasa syukur. Dukungan penuh dari suami, Waluyo
Sanwitanom, elt dan putra/putri tercinta Nawal El-Wani Trah Hutami dan Dipajati
El-Nayo Trah Hutomo merupakan booster energy baginya. Motivasi terkuat dalam
menjalankan segala aktivitas diatas adalah harapan ingin menjadi teladan bagi
putra/putrinya di rumah dan siswa/siswinya di sekolah. Bahwa belajar itu
sepanjang hayat masih dikandung badan, bahwa mencari ilmu itu harus
sampai ke negeri Cina, dan menuntut ilmu itu hingga kita masuk ke
liang lahat...